Terdapat dua anak yang sudah bersahabat sejak mereka
masih belia, yaitu Acha dan Echa, mereka selalu dianggap oleh guru-guru mereka
di sekolah dasar sebagai anak kembar. Namun dua anak ini memiliki perbedaan
yang sangat signifikan yaitu Acha yang sangat pintar dan Echa yang bodoh.
Mereka saat ini sedang duduk di kelas VI sekolah dasar di daerah Bogor, Jawa
Barat dan sebentar lagi mereka akan berpisah. Seminggu yang lalu guru-guru
sudah menginfokan bahwa 2 minggu yang akan datang akan diadakan acara perpisahan.
Pada saat acara perpisahan berlangsung mereka berdua
duduk di back stage, Echa nanti kalo
kita sudah berbeda SMP jangan lupakan aku dan jangan ada sahabat lagi selain
diriku kata Acha, namun Echa tidak mendegarkan dan menyia-nyiakan apa yang
dikatakan oleh Acha, acara perpisahan pun selesai kemuadian Acha mengucapkan
“selamat tinggal ” kepada Echa.
Waktu SMP pun tiba dan mereka masuk di SMP yang
berbeda. Saat itu Echa mulai berkenalan dengan teman barunya dan duduk sebangku
dengannya serta orang tersebut sangat pintar dikelasnya “Hai namaku Echa,
namamu siapa?”. “namaku Fida”, senang berkenalan denganmu. Pada saat jam pelajaran
Echa selalu mencotek Fida jika ada tugas atau pekerjaan rumah, jadi Fida sudah
mengetahui bahwa Echa anak yang bodoh. Fida pun berpikiran bahwa Echa akan mau
jika diminta untuk menjadi asistennya dan dari kebodohan Echa dengan menjadi
sahabat palsunya.
Bel istirahat pun berbunyi Echa dan Fida istirahat
ke kantin bersama-sama. Tiba-tiba
Fida bertanya kepada Echa “mau kah kamu menjadi
sahabatku?”
Lalu Echa menjawab dengan semangat “iyaa mau Fid”,
karena Echa tahu jika menjadi sahabat dari Fida dia bisa mencotek Fida setiap
hari.
Jam istirahat pun selesai lalu para siswa dan siswi
pun masuk kelas termasuk Fida dan Echa, setelah masuk ke kelas ada tugas dari
pak guru yaitu membentuk sebuah kelompok dengan masing-masing kelompok yang
beranggota kan 2 orang. Echa dan Fida pun satu kelompok. Tinggg….tingggg..tinggg bel pulang sekolah
pun berbunyi, “Echa nanti aku kerumahmu yaa” untuk mengerjakan tugas kelompok
yang tadi diberikan” ucap Fida lalu Echa
berkata “iyaaa Fid” jawab Echa.
Setelah berada di rumah Echa, Fida tidak sengaja
melihat foto Acha dan Echa yang ada di dalam kamar Echa, “Echa ini fotomu
dengan siapa?” Fida bertanya. “ohh itu foto bersama kakaku” Echa menjawab tapi
berbohong, tiba-tiba dipikiran Echa muncul sahabat lamanya yaitu Acha, tetapi
cepat-cepat dia melupakan tentang Acha, karena disebelah terdapat sahabat
barunya. Setelah menyelesaikan mengerjakan tugas Fida pun pulang kerumahnya.
Keesokan pagi pun tiba, Echa tidak sengaja mendengar
percakapan Fida dengan sahabat aslinya yang telah menuduh dia untuk mengkhianatinya
“jangan salah paham dulu sebenarnya aku hanya berpura-pura saja menjadi sahabat
Echa dan dia akan aku jadikan asisten.”
Saat bel masuk sekolah sampai bel pulang Echa cuek
kepada Fida. “Echa, kamu kenapa dari tadi melamun terus?” Fida bertanya. “Aku
sudah tahu kok, kalau kamu itu cuma manfaatin aku untuk menjadi asistenmu, sudahlah
mulai sekarang aku tidak mau jadi sahabat palsumu lagi Fida!” Saat itu Echa
ingin sekali menemui sahabat lamanya yaitu Acha dan akan menceritakan kejadian
yang sudah dia alami saat ini dengan jujur. Tiba-tiba Acha pun juga ingin
bertemu dan berjumpa dengan Echa, karena sudah lama dia tidak beretemu dan
takut terjadi apa-apa dengan Echa. Dan mereka pun berpapasan bertemu di pinggir
jalan raya.
Hai Echaaa!” Acha pun menyapa Echa sambil berteriak
dan berlari menyeberangi jalan raya serta dengan tidak hati-hati melihat kanan
dan kiri. Tiba-tiba “Brakkkk.” Acha pun tertabrak sebuah bus dan Echa pun langsung
menghampiri Acha. “Achaaa… Achaaa… bangunn” kenapa kamu harus tinggalin aku
secepat ini dan aku akan tetap bercerita semua kejadian yang kualami saat ini kepadamu,
Waktu itu aku telah mengkhianatimu, aku telah mempunyai sahabat baru, tetapi ternyata
dia cuma manfaatin aku dengan menjadi sahabat palsunya dan aku dijadikan
Asisten olehnya.” Echa menceritakan yang dialaminya saat ini. “Dan saat ini aku
sangat menyesal sekali, meskipun kamu telah meninggal aku akan tetap menjadi
sahabat sejatimu.”
#sabtulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar