Sabtu, 31 Maret 2018

KENANGAN INDAH YANG TAK AKAN TERLUPAKAN

Burhan sedang menatap indahnya langit kota Yogyakarta yang sedang diselimuti awan tipis dan munculnya bulan purnama. Bintang yang sedang berkelap-kelip juga mewarnai Alun-Alun Kidul yang terletak dekat dengan kesultanan Yogyakarta, tempat masyarakat kota menikmati serta mengibur diri dengan caranya masing-masing setelah bekerja melewati hari- hari yang penat dikantor mereka. Anak-anak sedang berlarian kesana kemari, ada yang bercengkerama di bawah rindangnya pohon, muda-mudi bergandengan tangan mengitari alun-alun atau ada juga muda mudi yang sedang naik mobil dengan hiasan lampu neon warna - warni.

Aku juga tengah menikmati indahnya malam ini dengan cara aku sendiri, ditemani secangkir kopi panas yang baru saja aku pesan dari mbok yu, tukang kopi keliling yang sudah sering aku jumpai di alun-alun ini. Aku pun mulai memetik senar gitar dengan perlahan-lahan sambil menyanyikan lagu-lagu yang sedang aku gemari dibawah indahnya langit Yogyakarta. Tiba – tiba seorang wanita berdiri di hadapanku, dengan paras yang cantik dan senyuman yang manis sekali, mimpikah aku sekarang dalam hati membatin
“boleh Saya duduk disini”, dia memudarkan lamunanku
“boleh, silahkan” aku pun berusaha menutupi kegugupanku. Aku pun hampir tidak  berkedip sama sekali pada saat aku menatapnya.
Lalu dia berkata “Melati”, dia mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya kepadaku
“Burhan” aku pun menyambut uluran tangannya.
Aku tak akan bisa melupakan pertemuan pertamaku dengan wanita yang sangat cantik bernama Melati. Meskipun momen perkenalan itu sudah berlalu dua minggu yang lalu.

Sudah dua minggu aku telah mengenal Melati, sudah dua minggu juga aku dekat dengannya. Setelah malam yang indah itu kami tetap berhubungan dengan baik melalui telepon ataupun melalui aplikasi chatting. Kami menjadi sering jalan atau keluar bareng. Saat ini aku sedang berada di depan cermin, melihat bayanganku sendiri yang tersenyum kepadaku. Hari ini aku sudah ada janji dengan Melati untuk bertemu dengannya sore ini. Dan aku sudah lebih dari 20 menit berada didepan cermin mencari baju yang pas untuk dipakai bertemu dengan Melati tapi aku sendiri belum menemukan baju yang tepat.
Sesampainya dirumah Melati, Melati sudah berdiri didepan pintu gerbang rumahnya
“kita mau pergi kemana?” Tanya Melati
“sudah kamu ikut saja aku sudah ada rencana sore ini kita akan kesuatu tempat” Melati pun mengangguk dan naik ke motorku.

Dalam perjalanan menuju tempatnya kami tidak banyak berbicara, hingga akhirmya kami sampai dipantai sundak tempat yang menjadi tujuanku mengajak Melati, Dia tampak senang sekali aku ajak ke pantai ini.

Melati langsung berlari kesana kemari sesampainya di pantai sundak Aku pun senyum – senyum sendiri melihat tingkahnya yang sangat lucu dan menggemaskan.
“Ayo kesini dong”, teriak Melati Aku pun menghampirinya.
“Fotoin Aku yaa?”, pintanya dengan manja kepadaku. Dia berpose berganti-ganti gaya. Aku mengambil gambarnya. Kembali aku senyum-senyum sendiri memperhatikan tingkahnya. Sejak pertama aku mengenal Gadis ini sungguh dapat membuat aku terkagum, bahkan sejak dia berdiri di hadapanku di malam itu, aku jatuh hati padanya.

Lama aku melamun dipinggir pantai memikirkan tentang dia. Aku pun menghampirinya yang sedang asyik bermain pasir pantai. Dia tersenyum kepadaku ketika melihatku berada di sampingnya. Aku memberikan handphone milikku kepadanya. Dia memperhatikan layarnya Aku menjadi gelisah, was–was serta jatungku berdebar-debar.

“Apa maksudnya ini, Mas?”, tanyanya. Deg. Jantungku seakan berhenti berdetak. Aku tidak mampu berkata-kata
“Apa maksudnya ini Mas ?”, tanya Melati lagi sambil menyerahkan handphone itu kepadaku. Betapa terkejutnya aku melihat layarnya, ternyata kosong dan tidak menampilkan gambar yang aku maksud. Aku pun tertawa dan senyum-senyum sendiri. Lalu aku mencari gambar yang ingin aku tunjukkan, lalu aku menyerahkan handphoneku kembali ke Melati. Dia lalu terdiam melihat layar handphoneku. Pandangan Melati silih berganti tertuju pada layar dan padaku. Lalu, dia berlalu begitu saja dari hadapanku dan berlari-larian kembali dipantai.

Aku merasakan jantungku berhenti berdetak. Aku menyusulnya. Dia terus berlari menyusuri pantai. Ketika aku di dekatnya, dia mengembalikan handphoneku.
“Jadi bagaimana Melati? Apa jawabanmu Melati?”, tanyaku dengan serius. Dia tersenyum. Aku semakin tidak mengerti apa yang dia maksud.
“Apa harus dengan kata-kata aku menyatakan perasaanku?” Tanya Melati. Aku semakin bingung dibuat oleh Melati. “Aku sudah menjawabnya mas Burhan. Bahkan sebelum kamu bertanya hari ini. Aku sudah menjawab pertanyaan yang kamu ajukan sekarang di malam pertama kita bertemu”.
Jawabannya membuat lidahku kaku, tidak mampu berkata-kata, tidak berdaya. Seakan tidak percaya dengan jawabannya yang aku dengar darinya.

Aku mencari kembali gambar yang aku tunjukkan padanya. Namun aku tidak dapat menemukan fotonya. Gambar itu adalah foto Melati yang aku tambahkan sendiri dengan sebaris pertanyaan, MAUKAH KAMU MENJADI PACARKU? “Aku sudah menghapus foto itu”, perkataan dia membuatku kaget. Dia pun kembali berlarian di pantai Sundak dan bermain-main dengan air.

Kejadian di pantai itu terjadi lima tahun yang lalu. Dan di sinilah aku, di pantai yang sama, mengingat segala kenangan indah bersamanya yang mungkin tak akan aku lupakan.

Sekian.

#sabtulis





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Will You Do Next 5 Years

In the next 5 years, it will be the time where I've graduated from my collage and gotten work with the knowledge that I've gained f...